Modul lengkap materi tentang jaringan peer to peer
A. Sejarah Jaringan Peer-to-Peer
Ide mengenai konsep ini muncul kira-kira pada akhir dekade 1980-an, ketika jaringan komputer mulai menjadi salah satu barang wajib dalam perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun besar.
Jaringan peer-to-peer mulai banyak digemari ketika Microsoft merilis sistem operasi Windows for Workgroups, meski sebelumnya sistem operasi MS-DOS (atau IBM PC-DOS) dengan perangkat MS-NET (atau PC-NET) juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Karakteristik utama jaringan tersebut adalah dalam jaringan ini tidak terdapat sebuah server pusat yang mengatur klien-klien, karena memang setiap komputer bertindak sebagai server untuk komputer klien lainnya. Sistem keamanan yang ditawarkan oleh metode ini terbilang lebih rendah dibandingkan dengan metode klien/server dan manajemen terhadapnya pun menjadi relatif lebih rumit.
Konsep ini pun kemudian berevolusi pada beberapa tahun terakhir, khususnya ketika jaringan Internet menjadi jaringan yang sangat besar. Hal ini mulai muncul kira-kira pada akhir dekade 1990-an, di saat pengguna Internet mengunduh banyak berkas musik mp3 dengan menggunakan metode peer-to-peer menggunakan program Napster yang menuai kritik pedas dari industri musik, seperti halnya Metallica dan banyak lainnya. Napster, dikatakan memiliki anggota lebih dari 20 juta pengguna di seluruh dunia, pada saat itu dituntut oleh para pekerja industri musik.
Selanjutnya beberapa aplikasi juga dibuat dengan menggunakan konsep ini: eDonkey, Kazaa, BitTorrent, dan masih banyak lainnya. Meski aplikasi peer-to-peer ini banyak digunakan oleh pengguna rumahan, ternyata sistem ini juga diminati oleh perusahaan juga.
B. Pengertian Jaringan Peer-to-Peer
Jaringan peer to peer adalah suatu jenis jaringan yang biasanya terdiri dari beberapa komputer dengan resources masing-masing. Jumlah komputer yang terkoneksi dalam jaringan P2P dulunya hanya berkisar di antara sepuluh atau lebih komputer. Dengan jaringan ini, kesepuluh komputer tersebut saling berbagi sumber daya seperti printer, dan lain sebagainya. Fungsi bandwidth dalam jaringan peer to peer salah satunya adalah memungkinkan penggunaan sumber daya bersama ini.
Di dalam jaringan ini tidak ada komputer yang difungsikan secara khusus seperti misalnya menjadi komputer server atau komputer pusat yang menangani transfer data. Dengan demikian, di dalam jaringan ini juga otomatis tidak terdapat komputer yang bersifat sebagai klient, karena server pun tidak ada. Semua komputer, atau setiap user dalam jaringan ini memiliki tanggung jawab masing-masing terhadap komputer dan sumber daya yang mereka miliki, serta terhadap data-data apa saja yang mereka share atau bagikan ke publik.
Biasanya, jaringan ini digunakan untuk jaringan komputer lokal yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan yang sama, atau berada dalam satu area atau wilayah yang sama. Kamu bisa menggunakan jaringan ini untuk menghubungkan seluruh perangkat komputer yang ada di rumahmu, misalnya. Untuk membuatnya pun juga mudah, hanya dibutuhkan hub, kartu jaringan pada masing-masing komputer, serta kabel LAN atau kabel RJ45 untuk menghubungkan antara satu komputer ke hub atau komputer yang lain. Oleh karenanya fungsi kabel UTP dalam jaringan peer to peer yang paling kecil sangat penting.
Dalam sistem jaringan ini, yang diutamakan adalah sharing resource dan service, seperti penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Misalnya pemakai komputer bernama Rajo dapat memakai program yang dipasang di komputer Kaciak, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Jaringan peer-to-peer pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi “berbagi-berkas” (file sharing) seperti Napster dan KaZaA. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas.
Jaringan peer-to-peer juga sering disebut dengan workgroup. karena arti workgroupmempunyai konotasi yaitu kolaborasi tanpa adanya pusat kontrol (server). Peer-to-peerdapat dibangun hanya dengan sistem operasi yang terinstall di dalam komputer dan tersambungnya beberapa komputer secara fisik.
Dalam jaringan ini tidak ada komputer yang berfungsi khusus, semua komputer dapat berfungsi sebagai klien dan server secara bersamaan. Pengguna masing-masing komputer bertanggung jawab terhadap administrasi resource komputer, seperti membuat nama user, menentukan yang akan di-share, menandai ijin akses bagian sharetersebut, dan yang lainnya. Tiap-tiap user juga bertanggung jawab melakukan backup data pada komputer masing-masing.
Sistem jaringan ini dapat digunakan di rumah atau di kantor. Pemakai komputer yang memiliki sebuah komputer lama dan sebuah komputer baru, tidak perlu membuang komputer lamanya. Dengan memasang kartu jaringan (netword card) pada komputer tersebut, maka kedua komputer dapat dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Peer-to-Peer
Adapun kelebihan jaringan peer-to-peeradalah:
- Implementasinya murah dan mudah.
- Tidak memerlukan software administrasi jaringan khusus.
- Tidak membutuhkan administrator jaringan
kekurangan dari jaringan peer-to-peer adalah:
- Tidak cocok digunakan untuk jaringan dalam skala besar, karena administrasi menjadi tidak terkontrol.
- Tiap user harus dilatih untuk menjalankan tugas administratif agar dapat mengamankan komputernya masing-masing.
- Tingkat keamanannya rendah.
- Semakin banyak yang dishare, akan mempengaruhi kinerja komputer.
D. Kegunaan Jaringan Peer to Peer (Manfaat)
Lalu apa saja manfaat jaringan peer to peer itu sendiri? Tentunya kamu tidak memerlukan jaringan ini kalau tidak ada manfaatnya kan? Ada beberapa manfaat yang bisa menjadi alasan kenapa kamu harus membuat jaringan peer to peer, atau alasan kenapa terdapat jaringan peer to peer di luar sana. Dengan memahami manfaat ini kamu pasti bisa memahami kenapa jaringan peer to peer harus digunakan dalam konteks tertentu.
Berikut ini adalah beberapa manfaat jaringan peer to peer:
1. Membutuhkan biaya yang sedikit
2. Tidak memerlukan komputer server
3. Tidak membutuhkan aplikasi server untuk mengatur jaringan yang terhubung
4. Tidak memerlukan administrator khusus
5. Masing-masing komputer memiliki kedudukan yang sama
2. Tidak memerlukan komputer server
3. Tidak membutuhkan aplikasi server untuk mengatur jaringan yang terhubung
4. Tidak memerlukan administrator khusus
5. Masing-masing komputer memiliki kedudukan yang sama
sama"
BalasHapus