Sistem Pendukung Kepurusan : Pemodelan Dan Managemen Model
PEMODELAN DAN MANAJEMEN MODEL PADA SPK
Jenis Model pada Sistem Pendukung
Keputusan
1.
Model Statis dan Model Dinamis
a. Model Statis : Merupakan pengambilan
satu kejadian dalam suatu situasi. Selama kejadian tersebut semuanya terjadi
dalam 1 interval, baik waktunya sebentar atau lama, diasumsikan adanya
stabilitas.
b. Model Dinamis : Digunakan untuk
mengevaluasi scenario yang berubah setiap saat, tergantung pada waktu. Dapat
menunjukkan tren dan pola pada waktu tertentu.
Keuntungan Model
Dibawah ini adalah alasan utama mengapa DSS menggunakan model :
1.
Biaya analisis model lebih murah daripada percobaan yang dilakukan pada sistem
yang sesungguhnya.
2. Model memungkinkan untuk
menyingkat waktu. Operasi bertahun-tahun dapat disimulasikan dalam hitungan
menit di komputer.
3. Manipulasi model (perubahan
variabel) lebih mudah dilakukan daripada bila diterapkan pada sistem nyata.
Selanjutnya percobaan yang dilakukan akan lebih mudah dilakukan dan tak
mengganggu jalannya operasi harian organisasi.
4. Akibat yang ditimbulkan dari
adanya kesalahan-kesalahan sewaktu proses trial-and-error lebih kecil daripada
penggunaan model langsung di sistem nyata.
5. Lingkungan sekarang yang
makin berada dalam ketidakpastian. Penggunaan pemodelan menjadikan seorang
manajer dapat menghitung resiko yang ada pada proses-proses tertentu.
6.
Penggunaan model matematis bisa menjadikan analisis dilakukan pada
kemungkinan-kemungkinan solusi yang banyak sekali, bahkan bisa tak terhitung.
Dengan adanya komunikasi dan teknologi canggih sekarang ini, manajer akan
seringkali memiliki alternatif-alternatif pilihan.
7.
Model meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan pelatihan.
. Model dalam basis model dapat dibagi menjadi empat katagori
utama, dan satu katagori pendukung, yaitu:
- Strategis
: Model strategis digunakan untuk
mendukung manajemen puncak untuk menjalankan tanggung jawab dalam
perencanaan strategis.
- Taktis
: Model Taktis digunakan
terutama oleh manajemen tingkat menengah, untuk membantu mengalokasikan
dan mengontrol sumber daya organisasi.
- Operasional
: Model ini digunakan untuk
mendukung aktivitas kerja harian transaksi organisasi.
- Analitik
: Model ini digunakan untuk
menganalisis data, model ini meliputi model statik, ilmu manajemen,
algoritma data mining, model keuangan, dan lainnya.
- Blok
Pembangunan Model dan Rutin : Selain
berisi model strategis, taktis, dan operasional, basis model juga berisi
blok pembangunan model dan rutin. Contoh-contohnya meliputi satu rutin
generator dengan jumlah acak, kurva, atau line-fitting rutin, rutin
komputasi present-value, dan analisis regresi. Blok pembangunan ini dapat
digunakan dalam beberapa cara. Dapat disebarkan untuk aplikasi sebagai
analisis data, dapat juga digunakan sebagai komponen present-value, dan
analisis regresi.
- Sistem Manajemen Basis Model
2. Pemodelan dalam DSS.
Karakteristik utama dari DSS adalah adanya kemampuan pemodelan. Model
adalah representasi sederhana atau penggambaran dari kenyataan, terdapat 3
model:
- Iconic (Scale).
Replika fisik dari sistem, biasanya dalam skala tertentu
dari bentuk aslinya.
Contoh: GUI pada OOPL
- Analog
Tak seperti sistem yang sesungguhnya tetapi berlaku
seperti itu. Lebih abstrak daripada model Iconic dan merupakanrepresentasi
simbolis dari kenyataan.
Contoh: bagan organisasi, peta, bagan pasar modal,
speedometer.
- Matematis (Kuantitatif)
Kompleksitas hubungan dalam sistem organisasi tak dapat
direpresentasikan dengan Iconic maupun Analog, karena klau pun bisa akan
memakan waktu lama dan sulit. Analisis DSS mengunakan perhitungan numerik yang
dibantu dengan model Matematis atau model kuntitatif lainnya.
Salah satu contoh DSS yakni Frazee
Paint, memiliki 3 jenis model;
a. Model statistic (analis regresi), digunakan
untuk mencari relasi diantara variable. Model ini merupakan pemograman dalam
tool software pengembang DSS.
b. Model finansial untuk pengembangan laporan
pemasukan dan proyeksi data finansial beberapa tahun. Model ini semi
terstruktur dan tertulis dalam bahasa khusus DSS yang disebut dengan IFPS.
c. Model optimasi merupakan model yang
dibuat menggunakan model management science yang disebut pendekatan Linear
Programming dalam rangka menentukan pemilihan media. Untuk menggunakan model
ini, DSS perlu antarmuka untuk berhubungan dengan software yang lain.
Beberapa contoh Optimasi
a. Optimalisasi Masalah dengan beberapa
alternatife.
b. Optimalisasi masalah menggunakan
Algoritma
c. Optimasi masalah melalui formula
analisa
Berbagai aspek dalam pemodelan
diantaranya adalah:
a. Identifikasi masalah dan analisis
lingkungan.
b. Identifikasi variabel.
c. Perkiraan (forecasting).
d. Model.
Pemodelan pada SPK Mencakup Tujuh
Permasalahan :
1.
Identifikasi masalah dan analisis
lingkungan.
Pada tahap ini akan
dilakukan pengawasan, pelacakan, dan interpretasi terhadap informasi-informasi
yang telah terkumpul. Analisis dilakukan terhadap domain dan dinamika dari
lingkungan yang ada. Pada bagian ini perlu juga diidentifikasi budaya
organisasi dan proses pengambilan keputusan. Dapat digunakan business
intelligence tools untuk keperluan tersebut.
2.
Identifikasi variabel
Pada tahap ini akan
diidentifikasi variabel-variabel yang relevan. Variabel tersebut meliputi
variabel keputusan, variabel intermediate (tak terkontrol), dan variabel hasil.
Untuk kepentingan tersebut, dapat digunakan influence diagram untuk menunjukkan
relasi antar variabel-variabel tersebut.
3.
Peramalan
Apabila suatu SPK
diimplemantasikan, maka akibatnya akan dirasakan di kemudian hari. Oleh karena
itu, peramalan mutlak diperlukan.
4.
Penggunaan beberapa model keputusan
Suatu sistem pendukung
keputusan dapat terdiri-atas beberapa model. Masing-masing model
merepresentasikan bagian yang berbeda dari masalah pengambilan keputusan.
5.
Seleksi kategori model yang sesuai
Ada tujuh kategori model
SPK sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu.
Setiap kategori memiliki beberapa teknik-teknik tertentu. Pada dasarnya, teknik-teknik tersebut dapat diaplikasikan baik dalam model statis maupun model dinamis.
Setiap kategori memiliki beberapa teknik-teknik tertentu. Pada dasarnya, teknik-teknik tersebut dapat diaplikasikan baik dalam model statis maupun model dinamis.
a. Model statis umumnya memberikan
asumsi adanya operasi perulangan menggunakan kondisi yang identikk.
b. Model dinamik, mempersentasikan scenario
yang senantiasa berubah dariwaktu ke waktu.
6.
Manegemen model
Untuk menjaga integritas
dan aplikabilitasnya, model perlu dikelola sebaik mungkin.
Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu model base management system. Model Base Management System merupakan paket perangkat lunak yang dibangun dengan kapabilitas yang mirip dengan DBMS (Data Base Management System).
Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu model base management system. Model Base Management System merupakan paket perangkat lunak yang dibangun dengan kapabilitas yang mirip dengan DBMS (Data Base Management System).
Kapabilitas MBMS meliputi
a. Control
b. Fleksibilitas
c. Umpan balik
d. Antar muka
e. Adanya pengurangan redudansi
f. Adanya peningkatan konsisteni
7.
Pemodelan berbasis pengetahuan
Sistem berbasis pengetahuan menggunakan
sekumpulan aturan dalam menyelesaikan permasalahannya. Sistem pakar merupakan
salah satu model pendukung keputusan yang bersifat kualitatif. Sistem pakar
merupakan sistem berbasis pengetahuan.
Certainty, Uncertainty, dan Resiko.
a. Certainty (kepastian) : Mempermudah
untuk bekerja dalam menghasilkan solusi yang tepat sasaran atau optimal
b. Uncertainty (ketidakpastian) :
menyelesaikan masalah dengan menggunakan cara yang lebih panjang dan
membutuhkan informasi atau data yang lebih banyak, akurat dan mendukung.
c. Risk (Resiko). Kebanyakan keputusan
bisnis dibuat dibawah asumsi resiko tertentu.
3.
Analisis Keputusan dari Sedikit
Alternatif.
Pada
situasi yang melibatkan sejumlah tertentu dan umumnya tak terlalu banyak
alternatif dimodelkan oleh pendekatan dimana alternatif-alternatif tadi
didaftarkan dengan perkiraan kontribusi potensialnya ke tujuan, dan kemungkinan
merealisasikan kontribusi itu, dalam suatutabel atau graf.
Ada 2 kasus: satu tujuan (single
goal) dan banyak tujuan (multiple goals). Kondisi untuk satu tujuan pendekatannya menggunakan
tabel keputusan atau pohon keputusan. Sedang yang banyak tujuan ada beberapa
teknik.
4.
Pengertian AHP ( Analitycal
Hierarchy Process )
AHP
merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang
kompleks menjadi suatu hirarki, menurut
Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam
suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub
kriteria, dan seterusnya kebawah hingga
level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke
dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian
diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP
sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai
berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai
konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling
dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai
dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang
dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output
analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
4. Struktur yang berhirarki, sebagai
konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling
dalam.
5. Memperhitungkan validitas sampai
dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang
dipilih oleh pengambil keputusan.
6. Memperhitungkan daya tahan output
analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP
pun memiliki kelebihan dan kelemahandalam system analisisnya.
Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
a. Kesatuan (Unity) AHP membuat
permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel
dan mudah dipahami.
b. Kompleksitas (Complexity) AHP
memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.
c. Saling ketergantungan (Inter
Dependence) AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan
tidak memerlukan hubungan linier.
d. Struktur Hirarki (Hierarchy
Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan
elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi
elemen yang serupa.
e. Pengukuran (Measurement) AHP
menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
f. Konsistensi (Consistency) AHP
mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk
menentukan prioritas.
g. Sintesis (Synthesis) AHP mengarah
pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing
alternative.
h. Trade Off AHP mempertimbangkan
prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih
altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
i.
Penilaian
dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP tidak mengharuskan adanya suatu
konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
j.
Pengulangan
Proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari
suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui
proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP
adalah sebagai berikut:
1. Ketergantungan model AHP pada input
utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti
jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode
matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan
dari kebenaran model yang terbentuk.
Tahapan AHP
Dalam metode AHP dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :
1. Mendefinisikan masalah dan
menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini kita berusaha menentukan
masalah yang akan kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari
masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah
tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi
tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.
2. Membuat struktur hierarki yang
diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas
akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang
cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan
menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang
berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan
yang menggambarkankontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap
tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat
sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan
informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin
dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan
pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam
prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan
judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu
elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan
berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K
dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan
misalnya E1,E2,E3,E4,E5.
4. Melakukan Mendefinisikan
perbandinga berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak
n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil
perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang
menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen
dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan
diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa
membedakan intensitas antar elemen.
Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen
yang dibandingkan. Skala perbandinganperbandingan berpasangan dan maknanya yang
diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan
Proses Pemodelan
Berikut
ini adalah proses yang terjadi pada pemodelan :
1.
Trial-and-error
dengan sistem nyata.
Tapi ini tak berjalan bila :
•
Terlalu banyak alternatif untuk dicoba
•
Efek samping dari erroer yang terjadi besar pengaruhnya
•
Lingkungan itu sendiri selalu berubah
2.
Simulasi
Simulasi adalah sebuah teknik untuk melakukan eksperimen
dengan sebuah komputer pada sebuah model dari sebuah sistem manajemen. Simulasi
merupakan model DSS yang paling umum digunakan. Simulasi merupakan suatu model
deskriptif. Tidak ada pencarian otomatis untuk suatu solusi yang optimal. Model
simulasi menggambarkan atau memprediksi karakteristik suatu sistem di bawah
kondisi yang berbeda. Proses simulasi biasanya mengulangi sebuah eksperimen,
berkali-kali untuk mendapatkan estimasi mengenai efek keseluruhan dari
tindakan-tindakan.
3.
Optimisasi
4.
Heuristic
jika ingin mendowload dengan bentuk doc. silahkan klink link dibawah!!!
https://www.mediafire.com/file/ktkx8mbu7qauj58/PEMODELAN_DAN_MANAJEMEN_MODEL_PADA_SPK.docx/file
jika ingin mendowload dengan bentuk doc. silahkan klink link dibawah!!!
https://www.mediafire.com/file/ktkx8mbu7qauj58/PEMODELAN_DAN_MANAJEMEN_MODEL_PADA_SPK.docx/file
Komentar
Posting Komentar